Biografi Maudy Ayunda
Nama Lahir : Ayunda Faza Maudya
Tempat dan Tanggal Lahir: 19 Desember 1994 Jakarta Indonesia
Pekerjaan : aktris
Tahun aktif : 2006 - sekarang
Agama: Islam
Filmografi
Untuk Rena (2006)
Sang Pemimpi (2009)
Rumah Tanpa Jendela (2011)
Tendangan dari Langit (2011)
Malaikat Tanpa Sayap (2012)
Perahu Kertas (2012)
Perahu Kertas 2 (2012)
Refrain (2013)
2014 (2013)
Diskografi
Panggil Aku. . . (2011)
Perahu Kertas (2012)
Iklan
Suzuki Nex (bersama SM*SH)
Pond’s Double Action (bersama Angelica Martha Pieters)
Coca Cola
Dan masih banyak lagi iklan yang dibintanginya.
~*~
Maudy Ayunda
dia muda, cantik, cerdas, berprestasi,berdedikasi untuk pekerjaan dan pendidikannya.
Akting, menyanyi, menciptakan lagu, menulis puisi dan buku serta bermain musik
adalah dunia yang digelutinya. Si cantik yang selalu berpenampilan natural dan
sederhana ini juga sempat menjadi pembicara termuda di forum The
regional Conference Evaluates the Millennium Development Goals and Looks to
Creating a Foundation for the Post-2015 yang diselenggarakan di Nusa Dua
Bali. Menjadi pembicara muda di ajang Internasional itu bukan semata-mata
karena Ia adalah seorang public figure, namanya di rekomendasikan
banyak orang karena selain segudang prestasi di usia muda, jurusan yang
dipilihnya untuk pendidikan S1 nya masih berkaitan dengan bidang Ekonomi.
Itulah Maudy
Ayunda. Gadis yang pada 19 Desember nanti genap berusia 19 tahun ini sedang
bersiap meninggalkan tanah air untuk menempuh pendidikannya di Oxford
University jurusan PPE (Philosophy, Politics dan Economic) di Inggris. Karirnya
yang bersinar di usia muda tidak lantas membuatnya cepat puas. Di saat artis
muda lain justru sibuk mencari home schooling atau drop out
dari kuliah karena kesibukan di dunia entertainment, Ia justru menggapai
mimpinya berkuliah di kampus impian banyak orang, Oxford University.
Idola Semua Kalangan
Artis pelantun lagu
Perahu kertas yang pernah jadi Ketua OSIS di saat masih SMP atau SMA ini
memiliki penggemar di berbagai lapisan masyarakat. Dari anak-anak, remaja
seusianya, aktivis mahasiswa, mahasiswa biasa dan bahkan orang tua. Aura
kecantikan dan kecerdasannya membuat semua kalangan mau tidak mau menyukainya.
Barangkali, kecintaannya pada buku dan kemampuannya bermain musik juga menambah
keseksian dara berbintang Sagitarius ini.
Seperti yang kita
ketahui, selebritis selalu punya segment penggemar masing-masing.
Misalnya, Girlband dan Boyband Indonesia kebanyakan diminati oleh anak-anak SD
dan SMP, Penyanyi dangdut penuh sensasi kebanyakan adalah idola om-om dan ibu
rumah tangga, Grup Band mentarget penggemar mahasiswa dan remaja, dan
sebagainya. Nah, Maudy Ayunda menurut pengamatanku adalah idola semua kalangan,
muda-tua, dengan profesi apapun.
Di Twitter, Saat teman-teman
aktivis mahasiswa yang aktif di HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) sedang sibuk
mencari Ketua Umum PB (Pengurus Besar) HMI, ada beberapa tweet yang membuat aku
dan teman-teman yang lain tersenyum. Pasalnya, saking ngefans nya
sama Maudy Ayunda, seleb cantik ini disebut-sebut menjadi kandidat terkuat
PB HMI selanjutnya. Tentu saja itu hanya sebuah gurauan. Karena PB HMI yang
dimaksud bukanlah Pengurus Besar HMI, melainkan Persatuan Bidadari HMI. Tentu
saja ini cukup menarik karena biasanya, para aktifis mahasiswa jarang
ngefans dengan artis karena artis identik dengan hiruk pikuk industri
hiburan yang dipenuhi propaganda hedonisme. Maudy Ayunda, ternyata
mendobrak anggapan itu di mata para aktivis.
Penggemar yang usianya
ada dibawahnya bisa kita lihat di twitter. Bagaimana mereka menjadikan pemeran
Zakiyah Nurmala dalam film Sang Pemimpi ini sebagai inspirasi. Bukan hanya
sebagai idola yang diteriakkan namanya saat tampil di panggung, tapi
prestasi-prestasinya di banyak bidang juga membangkitkan inspirasi kaum muda
untuk terus berkarya. Buktinya, Maudy sering diundang pegiat Youth Movement seperti
Parlemen Muda Indonesia dan banyak sosial movement lain.
Bahkan, di sela
obrolan filsafat dengan teman-teman kampus, nama Maudy juga sempat mencuat.
Saat salah satu teman bilang,
“Sayang banget ya,
udah belajar filsafat masih aja mau dikendaliin dunia industri hiburan yang
banyak eksploitasi wanita dan tubuh.”
Lalu Teman yang lain
menjawab,
“Bedanya orang di
entertainment yang belajar filsafat sama nggak itu adalah kesadaran penuh
langkah yang ditempuh. Jadi orang kayak gini nantinya nggak akan cuma jual
sensasi untuk tetep tenar.” Dalam hal ini,
Aku sepakat dengan
pendapat kedua.
Bagaimanapun,
artis-artis cantik nan cerdas lain memang pantas untuk diakui kualitas dan
kecerdasannya. Contohnya Agnes Monica, Sherina, Maudy Ayunda, Dian Sastro
Wardoyo dan Gita Gutawa. Seolah mereka memang dihadirkan untuk memberitahu para
wanita di dunia, kalau fisik oke itu bukan segalanya untuk dapat aktif
berkiprah dan berdedikasi di bidang yang kita minati.
~*~
Debutnya dalam dunia hiburan tanah air diawali lewat film "Untuk Rena" yang
dibintanginya bersama Surya Saputra pada tahun
2006. Dalam film tersebut, Maudy berperan sebagai Rena. Dalam film Sang Pemimpi, ia berperan
sebagai gadis melayu bernama Zakiah Nurmala.. Di sini Maudy tidak hanya
berperan sebagai Zakiah Nurmala, pujaan hati sang tokoh utama, Arai, tapi juga
ikut menyanyikan salah satu soundtracknya yang berjudul Mengejar Mimpi.
Sejak itu
namanya mulai diperhitungkan sebagai artis belia berbakat di Indonesia. Dia
merupakan finalis GADIS
Sampul 2009. Pada tahun 2011, Setelah memerankan anak umur 11 tahun dan gadis SMA pujaan hati, Maudy Ayunda hadir dalam film karya Aditya Gumay, "Rumah Tanpa Jendela" sebagai Andini, kakak Aldo (diperankan oleh Emir Mahira).. Ia juga beradu akting dengan Irfan Bachdim dan Kim Jeffrey Kurniawan dalam film "Tendangan dari Langit". Tahun berikutnya, Maudy bermain dalam film "Malaikat Tanpa Sayap" yang dibintangi bersama Adipati Dolken. Film ini juga mempertemukan kembali Maudy dengan Surya Saputra.
Tidak hanya berkarya di seni peran, Maudy juga merilis album yang berjudul "Panggil Aku. . .". Dalam album yang berisi 10 lagu ini Maudy memasukkan salah satu lagu ciptaannya berjudul "Tetap Bersama". Karier menyanyinya tidak hanya berhenti sampai di situ. Dalam film terbarunya, "Perahu Kertas", Maudy juga didapuk untuk mengisi soundtracknya yang berjudul "Perahu Kertas" ciptaan Dewi Lestari.
~*~
Kutipan teks
perkenalan dalam web nya Maudy Ayunda (www.maudyayunda.com)
“Well, let me
just tell you that I was very fat as a baby. I was born at the mind-blowing
weight of 4.2 kg. My dad used to laugh and tell me, “Kalo lagi nyari kamu di
ruang bayi gampang banget, kamu paling besar sendiri.” Yes Dad, its amusing. So
that was that: I was born on the 19th of December, and I’m a Sagittarius. Just
saying. 
As a kid, I was very shy. Di umur 3 tahun, aku belajar baca, dan sejak itu, ngga bisa dipisahin dari buku. At least, that’s what my family told me. It’s not really surprising karena sampe sekarang juga masih belum bisa lepas dari buku. I can officially tell you now that I am 90% water and 10% nerd. And I’m proud of it. Hehe.
I would say that my first big challenge in life was surviving my first days in Mentari International School Jakarta. Waktu itu, aku masih kelas 2 SD, dan baru aja pindah ke Mentari. Why was it a challenge? Well, karena sebagai anak kecil yang dirumahnya terbiasa hanya dengan bahasa indonesia atau Jawa, the English language is simply alien. Disinilah aku struggle to find my place in the school, and among friends, dengan hambatan bahasa. But I’m thankful. Karena every struggle has its sweet consequences. Dan dari saat itu, aku belajar untuk bisa lebih mudah adaptasi ke situasi – situasi yang “alien” atau sulit buat aku.
Suatu hari, when I was 10 years old, beberapa astrada dari Miles Films dateng ke sekolahku, untuk talent scouting. Disitulah aku casting pertama kali, dan dipilih untuk memainkan “Rena” di film “Untuk Rena.” It was an amazing experience. Lokasi shootingnya waktu itu adalah sebuah panti asuhan di Cipanas. Dan selama sebulan, aku bermain dengan anak – anak panti asuhan dan juga pemain – pemain lainnya, di alam lepas, collecting snails and running in the dirt. Looking back, aku merasa beruntung banget bisa membuka mataku ke banyak experience, at such a young age. I think it shaped me into the open-minded person I am now.
After Untuk Rena, aku break dari the entertainment industry for a while, dan jadi super active di sekolah. Dari SMP sampai SMA, rasanya dikit banget ekskul yang ngga aku ikutin. I joined the Drum band, paduan suara, teater, team basket, dan lain – lain. Sampai akhirnya aku jadi ketua osis. Dari shooting Sang Pemimpi, Tendangan Dari Langit, Perahu Kertas, pembuatan album “Panggil Aku,” aku belajar pentingnya membuka wawasan dan mencoba hal – hal baru. Shooting di Bromo, Belitung, Bali, dan bertemu dengan banyak pemain – pemain senior bener – bener merupakan pengalaman yang unforgettable. Time became an issue. With a whole lot of activities, membagi waktu antara sekolah, kerjaan, and hanging out with my friends jadi lebih susah. But somehow, I managed to go through my high school life still experiencing hal – hal yang wajib dialami seorang remaja; prom, crushes, etc. Although sometimes juggling things can be hard, it taught to multi-task and choose priorities, and shaped me to the person I am now.
But enough about the general, usual, ordinary stuff. Here are some things most people don’t quite know about me.
I love green tea and big smiles. I love seafood especially crab (in singaporean sauce). I love reading underneath a blanket when its raining. I love to revel in miracles and dreams, and laughing even when its not funny. I love vintage things and pastel colors, owls, and making all things neat. I love sophisticated quotes and headbands, dresses and boots. I love writing songs about the most random things. I love sappy romantic love songs and the way they make me feel. I love mountains and beaches, and (sometimes) not having a care in the world.
But I don’t like uncontrollable storms. They make me feel as if the end of the world is coming. I hate wriggly creepy animals, and I rarely ever watch TV. I shudder at the thought of ghosts, and hate cold food. I hate being lied to, and getting my heart broken.
There are still a lot more, but I’ll keep it short as that.

I consider myself very lucky, and I am eternally grateful for the life, friends, parents, family, that God has given me. Right now, I am doing the things I love and loving every minute of it. This is it for now, but I hope you’ll keep following me on this journey!”
Ini terjemahan keseluruhan (cr.SalsDvr https://www,salsadevara.blogspot.com )
Ya,aku Cuma mau bilang sama kalian, aku sangat gemuk ketika bayi. Aku lahir dengan berat 4.2 kg. Ayahku tertawa dan bilang padaku, “Kalo lagi nyari kamu di ruang bayi gampang banget, kamu paling besar sendiri.” Yes Dad, its amusing. So that was that: Aku lahir pada 19 Desember, dan aku seorang Sagitarius. Cuma bilang.

Sebagai seorang anak, aku sangat pemalu. Di umur 3 tahun, aku belajar baca, dan sejak itu, ngga bisa dipisahin dari buku. Setidaknya, itulah yang keluarga aku mengatakan kepada aku. Ini tidak benar-benar mengejutkan karena sampe sekarang juga masih belum bisa lepas dari buku. Aku secara resmi dapat memberitahu Anda sekarang bahwa aku air 90% dan 10% kutu buku. Dan I'am bangga akan hal itu. Hehe.
Aku akan mengatakan bahwa tantangan besar pertama aku dalam hidup ini yang masih hidup hari pertama aku di Mentari International School Jakarta. Waktu itu, aku masih kelas 2 SD, dan baru aja pindah ke Mentari. Kenapa itu tantangan?,Ya karena sebagai anak kecil yang dirumahnya terbiasa hanya dengan bahasa indonesia atau Jawa, bahasa inggris hanya bahasa alien. Disinilah aku berjuang untuk menemukan tempat aku di sekolah, dan di antara teman-teman, dengan hambatan bahasa. Tapi, Aku sangat berterimakasih. Karena setiap perjuangan memiliki konsekuensi manis. Dan dari saat itu, aku belajar untuk bisa lebih mudah adaptasi ke situasi – situasi yang “alien” atau sulit buat aku.
Suatu hari,ketika aku berumur 10 tahun, beberapa astrada dari
Miles Films dateng ke sekolahku, untuk talent scouting. Disitulah aku casting
pertama kali, dan dipilih untuk memainkan “Rena” di film “Untuk Rena.” Itu adalah pengalaman
yang luar biasa. Lokasi shootingnya waktu itu adalah sebuah panti
asuhan di Cipanas. Dan selama sebulan, aku bermain dengan anak – anak panti
asuhan dan juga pemain – pemain lainnya, di alam lepas, mengumpulkan
siput dan berjalan di tanah. Melihat kembali, aku
merasa beruntung banget bisa membuka mataku ke banyak pengalaman,
di seperti usia muda. Aku pikir itu membentuk
aku menjadi orang yang berpikiran
terbuka aku sekarang.Setelah Untuk Rena,
aku break dari the entertainment industry for a while, dan jadi super active di
sekolah. Dari SMP sampai SMA, rasanya dikit banget ekskul yang ngga aku ikutin.
Aku ikut Drum band, paduan suara, teater, team basket, dan lain – lain. Sampai
akhirnya aku jadi ketua osis. Dari shooting Sang Pemimpi, Tendangan Dari
Langit, Perahu Kertas, pembuatan album “Panggil Aku,” aku belajar pentingnya
membuka wawasan dan mencoba hal – hal baru. Shooting di Bromo, Belitung, Bali,
dan bertemu dengan banyak pemain – pemain senior bener – bener merupakan
pengalaman yang tak terlupakan. Waktu menjadi
masalah. Dengan seluruh
banyak kegiatan, membagi waktu antara
sekolah, kerjaan, and hanging out dengan teman temanku jadi lebih susah. Tapi entah kenapa, aku berhasil menjalani hidup SMA saya masih mengalami hal – hal yang wajib dialami seorang
remaja; prom, meremukkan, dll Meskipun kadang-kadang menyulap sesuatu
akan sulit, itu diajarkan untuk multi-task dan memilih prioritas, dan membentuk
saya kepada orang saya sekarang.
Tapi cukup tentang umum, biasa, hal-hal yang biasa. Berikut adalah beberapa hal yang kebanyakan orang tidak cukup tahu tentang aku.
Tapi cukup tentang umum, biasa, hal-hal yang biasa. Berikut adalah beberapa hal yang kebanyakan orang tidak cukup tahu tentang aku.
Saya suka teh hijau dan senyum lebar. Saya suka makanan laut terutama kepiting
(dalam saus luar Singapura). Saya suka membaca di bawah selimut ketika hujan. Saya
suka bersenang-senang dalam keajaiban dan impian, dan tertawa bahkan ketika yang
tidak lucu. Saya suka hal-hal vintage dan warna pastel, burung hantu, dan membuat
semua hal-hal rapi. Saya suka kutipan canggih dan ikat kepala, gaun dan sepatu
bot. Saya suka menulis lagu tentang hal-hal yang paling acak. Saya suka berdaya
romantis lagu-lagu cinta dan cara mereka membuat saya merasa. Saya suka gunung
dan pantai, dan (kadang-kadang) tidak memiliki peduli di dunia.
Tapi saya tidak suka badai tak terkendali. Mereka membuat saya merasa seolah-olah akhir dunia akan datang. Aku benci hewan wriggly menyeramkan, dan saya jarang pernah menonton TV. Aku bergidik membayangkan hantu, dan benci makanan dingin. Aku benci dibohongi, dan mendapatkan hati saya patah.
Masih banyak lagi, tapi aku akan tetap pendek seperti itu.
Saya menganggap diri saya sangat beruntung, dan saya berterima kasih untuk hidup, teman-teman, orang tua, keluarga, bahwa Allah telah memberi saya. Sekarang, saya melakukan hal yang saya suka dan menikmati setiap menitnya. Ini dia untuk saat ini, tapi saya harap Anda akan terus mengikuti saya dalam perjalanan ini!
Tapi saya tidak suka badai tak terkendali. Mereka membuat saya merasa seolah-olah akhir dunia akan datang. Aku benci hewan wriggly menyeramkan, dan saya jarang pernah menonton TV. Aku bergidik membayangkan hantu, dan benci makanan dingin. Aku benci dibohongi, dan mendapatkan hati saya patah.
Masih banyak lagi, tapi aku akan tetap pendek seperti itu.
Saya menganggap diri saya sangat beruntung, dan saya berterima kasih untuk hidup, teman-teman, orang tua, keluarga, bahwa Allah telah memberi saya. Sekarang, saya melakukan hal yang saya suka dan menikmati setiap menitnya. Ini dia untuk saat ini, tapi saya harap Anda akan terus mengikuti saya dalam perjalanan ini!
~*~
Karier 2014
Pada Januari 2014, Maudy berduet dengan penyanyi yang bertempat tinggal di Amerika, David Choi dan mengeluarkan lagu berjudul "By My Side". Lagu tersebut telah di putar berbagai radio di Indonesia, dan beberapa hari kemudian rilis di Itunes Musik Indonesia pada tanggal 10 Januari 2014. lagu tersebut akan di masukan di album terbaru Maudy yang akan dirilis tahun ini.Video Klipnya sendiri telah dirilis di Youtube pada tanggal 19 Maret 2014.
Studi
Maudy telah diterima di Oxford University, Inggris dan ia
mengambil jurusan P.P.E (Politics, Philosophy, and Economics. Maudy memulai
studinya bulan September 2013.
Gambar atau Foto Maudy Ayunda



