Pengorbanan Sang
Kakak Siput
Karya
: Salsa Devara
Terdapat
sebuah rumah kecil dari pepohonan. Rumah itu milik keluarga Siput. Ada Popo,
Mami,Flo,dan Dyo. Popo dan Mami adalah orang tua dari Flo, dan Dyo. Rumah kecil
ini terletak di hutan. Bergabung dengan rumah-rumah hewan lain. Tentang
wilayah, jelas wilayah dibedakan karena mengingat jenis hewan itu bervariasi.
Wilayah untuk hewan buas dipisahkan dan dibatasi sangat jauh dari hewan-hewan
lunak yang mungkin akan menjadi buruannya. Sedangkan hewan herbivora,
berdekatan dengan wilayah hewan lunak. Hewan lunak seperti
siput,semut,keong,kura-kura dll.
Flo adalah anak sulung. Maka Flo
lah yang harus sering mengalah. Sedangkan Dyo, dia adalah siput bungsu.
Sifatnya masih kekanakan dan sering tak mau mengalah, dan pastinya Dyo selalu
dipercaya dan dibela oleh siput Popo dan Mami.
Disuatu pagi yang cerah.
Terlihat Siput Flo sedang membantu ibunya Mami. Membantu untuk menyusun makanan
hasil mencari nya pada saat waktu subuh tadi.
“Flo.
Bangunkan Dyo. Suruh dia ikut membantu mencari makanan untuk nanti
siang.”perintah Mami pada Flo. Flo tak berkata apa-apa dia langsung saja
menghampiri Dyo.
“Dyo.
Bangun! Ibu menyuruhmu! Ayo!”ucap Flomembangunkan Dyo. Tapi Dyo tetap pura-pura
tak mendengar. Karena sebenarnya Flo tau bahwa Dyo sudah terbangung. Makanya
Flo terus mendesak.
“Dyo!
Cepat!”
“Apa
kau tak mau sarapan pagi?”
“Siput
Ibu Mami dan Aku tadi sudah mencari makanan untuk kita semua...”
“Ayo
Dyo bangun! Aku tau kau sudah bangun!”
“Ibu
dan Ayah Popo sudah menunggu! Cepatlah!...”
Flo
terus mengoceh agar Dyo mau menuruti perintah ibunya yang tadi diamanatkan
padanya. Flo tak menyerah begitu saja apabila hanya diabaikan.
“Sudahlah!
Siapa kau mengaturku!”bentak Dyo. Memang Flo dan Dyo tak pernah akur dan rukun.
Dyo merasa dirinya tersaingi oleh Flo.
“Aku
hanya menyampaikan amanat Ibu Mami Dyoo.... ayolah bangun pemalas sekali”cibir
Flo. Cibiran itu hanya bercanda, tapi sepertinya Dyo menganggap serius. Ia
pergi meninggalkan Flo dengan mencoba sekuat tenaga agar ia bisa berjalan
secara cepat. Seharusnya Dyo menyadari. Dia adalah seekor siput. Seekor siput
memang sudah ditakdirkan dan memang sudah kodratnya dia itu lambat. Flo hanya
diam, dan tak lama kemudian ia menyusul Dyo dengan berjalan tenang. Flo
mengerti dan sudah sangat paham akan sifat Dyo yang memang menyebalkan dan
terkadang memancing emosi.
Siput Popo,Mami,Dyo dan Flo
sudah berkumpul. Mereka sudah berunding dan sepakat untuk mencari makanan
masing-masing baru nanti dikumpulkan dan dimakan bersama. Mereka mulai mencari
makanan nanti pada saat hari mulai cerah, sekitar pukul 9 pagi.
Siput Popo dan Mami sudah
mempersiapkan peralatan untuk mencari makanan. Flo sedang menyiapkan beberapa
kantung untuk mewadahi makanan yang ia dapat nanti. Sedangkan, Dyo dia hanya
diam bermalas-malasan di luar jauh dari rumah. Yang lain sedang sibuk bersiap
karena hari telah mulai menjelang pukul 9, tapi Dyo belum kembali ke rumah.
Padahal Dyo ditugaskan mencari makanan bersama Flo. Sedari tadi Flo menunggu
Dyo.
“Kemana
Dyo? Apa dia belum kembali Flo?”tanya siput Mami pada Flo yang sedari tadi
sibuk melihat lihat sekitar seperti mencari sesuatu. Ya memang Flo sedang
mencari Dyo.
“Belum
siput Mami.”jawab Flo.
“Ya
sudah, siput Popo dan Mami pergi terlebih dahulu? Tak apa?”tanya siput Popo.
Popo lalu melirik Mami dan Flo bergantian.
“Ya.
Tak apa. Aku akan menunggu Dyo,kasihan dia nanti mencari-cari. Sebaiknya, ibu
siput Mami dan ayah siput Popo terlebih dahulu pergi mencari makanan, nanti
hari terlanjur siang. Aku tak apa”jawab Flo seadanya. Ya memang, Flo dewasa dan
bijak. Flo memikirkan dan mementingkan orang lain yang belum tentu orang itu
mementingkan dirinya juga.
“Ya
sudah. Hati-hati disini, “ucap siput Mami. Lalu siput Mami dan siput Popo
segera berangkat membawa peralatan dan perlengkapan yang sudah disiapkan. Flo
hanya membalas dengan senyuman. Flo tetap diam menunggu. Kemana Dyo? Itu yang
Flo pikirkan sedari tadi.
Setelah lama Flo menunggu
akhirnya Dyo datang. Sekarang sudah pukul 9 pagi lebih 15 menit. Itu tandanya
Flo dan Dyo sudah tidak displin dalam melaksanakan tugas yang mereka dapat.
Pastinya Ibu siput Mami dan Ayah siput
Popo sudah banyak mendapat makanan. Sedangkan Flo dan Dyo belum satu pun. Flo
segera mendekati Dyo dan bertanya.
“Kau
dari mana Dyo? Aku sedari tadi menunggu”tanya Flo dengan raut wajah kesal.
“Aku?
Aku bermain dengan para monyet dan kura-kura”jawab Dyo santai tanpa
memerdulikan raut wajah kakaknya kesal.
“Ayolah!
Kita bergegas mencari makanan. Kau tak mau kelaparan bukan saat siang
nanti?”tanya sekaligus ajak Flo. Dyo mendengus kesal
“Kau
saja! Aku tak mau!”tolak Dyo sambil akan melangkah pergi lagi.
“Jangan
menghindar dari tugas Dyo! Apa kau mau Ibu Mami menghukum mu agar kau mencari
makan tengah malam di hutan ini sendiri? Hiduplah dengan displin Dyo! Ayo ikut
kakak!” Flo terus memaksa. Bagaimana pun tugas tetaplah tugas. Bukannya apabila
tak mengerjakan tugas akan ada sanksi? Flo menganggap bahwa tugas adalah suatu
tanggung jawab juga. Oleh karena itu tugas itu harus dikerjakan.
“Iya.
Aku ikut! Kau menyebalkan”ucap Dyo pasrah. Bagaimana pun ucapan kakak nya –Flo-
ada benarnya juga.
Akhirnya setelah perdebatan
kecil tadi, Flo dan Dyo segera pergi mencari makanan. Berkeliling hutan. Flo
masih terus semangat mencari makanan sebanyak mungkin agar ada persediaan untuk
makan malam nanti. Tapi Dyo hanya berjalan saja mengikuti . sudah 2 jam mereka
mencari makanan saat nya mereka pulang, namun...
“Kau
duluan saja kak! Aku ingin mencoba ke wilayah hutan buas.”ucap Dyo sok jagoan.
“Untuk
apa kau pergi kesana?”tanya Flo. Flo sangat heran dengan kelakuan adiknya itu.
“Aku
ingin menantang mereka. Kenapa mereka sangat ditakuti? Hanya hewan biasa
seperti kita saja”jawab Dyo
“Kau
tak boleh menyepelekan hewan lain seperti itu Dyo. Mereka sangat buas, mereka
bisa saja memakanmu hidup hidup. Kau mau mati di tangan mereka? Kau tak kasihan
pada ibu Mami? Kau tak perduli dengan ayah Popo? Kau tak kasihan padaku Dyo?
Kalau kau mati di tangan mereka pasti aku sangat kehilangan mu begitu juga para
keluarga siput lain. “ jelas Flo. Flo tak akan membiarkan Dyo menuruti egonya.
Ego negatif nya, yang membuat ia merasa paling paling hebat dibanding para
hewan buas/
“Kau
tak usah banyak bicara kak! Tong kosong nyaring bunyinya. Banyak bicara tapi
tak ada hasilnya! Percuma kakak menjelaskan dan menasihati ku. Aku yakin mereka
tidak akan memakanku.”ucap Dyo si siput langsung pergi berbelok ke arah wilayah
hewan-hewan buas dan berbisa. Flo bingung, bagaimana dengan nasib Dyo nanti, tapi..
apabila Flo mengikuti Dyo, bagaimana dengan makanan yang sudah dikumpulkan.
“Duh...
bagaimana ini?”ucap Flo berbicara pada dirinya sendiri.
“Ah
iya! Rumah monyet dekat sini bagaimana kalau aku titipkan saja makanan ini pada
monyet” ucap Flo. Lalu, Flo berjalan sedikit menuju rumah monyet dan ia berkata
titip makanannya sebentar, kalau bisa tolong antarkan pada rumah siput.
“baiklah
siput. Aku antarkan saja ke rumah mu. Hati-hati menyusul adikmu.” Ucap monyet.
Siput mengangguk. Siput Flo berjalan dengan tergesa-gesa dengan berusaha sekuat
tenaga untuk berjalan bahkan berlalri secara cepat. Demi adiknya si siput Dyo.
Siput Flo telah sampai di
perbatasan wilayah hewan buas. Flo melihat kanan kiri mencari Dyo.
“Ya
ampun Dyo! Nekad sekali dia!”ucap si siput Flo kaget. Ia melihat siput Dyo
sedang mengganggu salah satu singa disana.
“Hey!
Kau singa! Jangan ganggu adikku!” ucap siput Flo lantang. Sontak singa menoleh
pada Flo. Menatap kilat tajam. Tapi nyali Flo tidak menjadi ciut. Singa masih
diam di tempat. Tapi, siput Dyo malah menghampiri Flo.
“Apa
apaan kau ini? Datang datang mericuhkan saja!” bentak siput Dyo
“
Aku? Hanya ingin menyelamatkanmu. Aku bertanggung jawab atas mu! Aku harus
melindungi mu! Sadarlah Dyo Siput”ucap Flo siput tegas. Bagaimana pun Dyo Siput
tetaplah tanggung jawabnya. Apalagi saat ini Dyo sedang bersamanya.
“alah!
Kau hanya alas—“ ucapan Dyo Siput terpotong karena tiba-tiba Flo Siput
menubruknya hingga terpental jauh. Daann..
‘KHAAM’
Singa
melahap Flo siput. Dyo siput yang melihatnya sangat terkejut dan tidak
menyangka. Dyo siput segera pergi dari kawasan itu dan pulang ke rumahnya.
Segera memberi tahu orangtua dan keluarga siput lainnya.
Kakaknya.
Flo Siput. Kini ia telah tiada. Ini semua salah Dyo yang tak mau menurut dan
lengah. Ini salahku ini salahku!. Dyo siput terus mengulang-ulang kata itu ia
sungguh merasa bersalah atas kelakuan dirinya sendiri.
Saat Dyo siput sampai di
rumahnya. Ia segera bercerita tentang itu semua. Keluarga nya sangat kaget
bahkan banyak yang terisak. Dyo siput hanya bisa diam merenung.
“Ini
semua salahku maafkan aku. Aku menyesal. Aku berjanji akan menurut, disiplin
dan tak akan menyepelakan dan merendahkan hewan lain yang jelas lebih baik dan
kuat dari keluarga siput ku aku menyesal. Sungguh aku sangat menyesal.” Batin
Dyo siput. Kini tak ada lagi kakak yang cerewet menasihatiinya. Tak ada lagi
yang mengatur ngrtur segala kegiatannya selan ibunya, tak ada lagi yang
megingatkan tentang kedisiplinan. Tak ada kakak nya telah pergi. Sungguh
mengenaskan. Pengorbanan seorang keluarga kakak siput. Untuk sang adik, demi
adiknya selamat ia rela berkorban. Bahkan nyaawnya sendiri. Sungguh Flo siput
sangat baik hati, dan Dyo siput sangat beruntung mempunyai kakak seperti Flo
siput.
Tamat~~~
Salsa
Devara -- VIII B---
ORIENTASI
Terdapat sebuah rumah kecil
dari pepohonan. Rumah itu milik keluarga Siput. Popo dan Mami adalah orang tua
dari Flo, dan Dyo. Rumah kecil ini terletak di hutan sangat jauh sekali dengan
kota kota, karena memang ini adalah hutan pedalaman. Rumah keluarga siput juga bergabung dengan rumah-rumah hewan lain.
Tentang wilayah, jelas wilayah dibedakan karena mengingat jenis hewan itu
bervariasi. Wilayah untuk hewan buas atau karnivora dipisahkan dan dibatasi
sangat jauh dari hewan-hewan lunak yang mungkin akan menjadi buruannya, ya
seperti diketahui banyak hewan yang suka memburu hewan lain yang lebih lemah,
kan kasihan. Sedangkan hewan herbivora, berdekatan dengan wilayah hewan lunak.
Hewan lunak seperti siput,semut,keong,kura-kura dll.Flo adalah anak sulung.
Maka Flo lah yang harus sering mengalah. Sedangkan Dyo, dia adalah siput
bungsu. Sifatnya masih kekanakan dan sering tak mau mengalah, dan pastinya Dyo
selalu dipercaya dan dibela oleh siput Popo dan Mami.
KOMPLIKASI
Masalah
terjadi saat ibu Mami siput menyuruh Flo siput membangunkan adiknya yaitu Dyo
siput, dan menyuruh Dyo siput untuk membantu mencari makanan untuk siang hari
nanti. Tapi Dyo yang malas dan tidak disiplin itu malah menolak dan marah
marah. Dan juga saat Dyo siput terlambat datang untuk menemani dan bertugas
mencari makanan.
RESOLUSI
Setelah Dyo siput berhasil dibujuk
oleh kakaknya yitu Flo siput akhirnya ia mau ikut untuk mencari makanan. Tapi,
masalah kembali ditimbulkan oleh Dyo siput yaitu, menjadi sok hebat dan
menyepelekan singa dan hewn buas lainnya. Dan Dyo nekad pergi menantang, hingga
akhirnya Flo siput menyusul Dyo siput dan mengorbankan nyawanya.
KODA
Akhirnya, Dyo Siput menyadari
bahwa dirinya egois, tidak patuh dan tidak disiplin. Dyo siput sangat sedih dan
menyesal.
AMANAT
Kita harus sayang pada keluarga
dan orang-rang sekitar kita. Dan tidak menyia-nyiakan mereka. Agar tidak
menyesal ketika kehilangan mereka yang baru kita sadari bahwa kita sayang pada
mereka. Kita tidak boleh menganggap remeh orang lain. Kita harus disiplin agar
bisa hidup lebih baik. Kita juga harus menuruti nasihat orang yang lebih tua
dari kita, menghargai mereka dan menganggap ada mereka, dan juga tidak
menentang perintah dan saran dari mereka selama itu baik.
DILARANG MENG COPY PASTE TANPA NAMA PENGARANG!! DOSA DAN PELANGGARAN HAK CIPTA
Dila